Friday, April 9, 2010

Debat Imam Abu Hanifah Dengan Atheis

Pada Zaman Imam Abu Hanifah terdapat seorang ilmuwan besar dari kaumnya tetapi ilmunya itu tidak menambahkan keimanan padanya walaupun sedikit,Dia tetap dengan pendiriannya tidak percayakan kewujudan Tuhan.

Pada suatu hari, dia berhasrat untuk berdebat dengan Ulama'-ulama' Islam. Dia hendak menunjukkan kehebatan ilmunya kononnya boleh mengalahkan ulamak Tersohor pada masa itu. ,Maka diadakan satu perdebatan dengan disaksikan oleh ramai orang.

Dan diantara shaf-shaf masjid bangunlah seorang laki-laki muda, dialah Abu Hanifah dan ketika sudahberada dekat di depan mimbar, dia berkata: "Inilah saya, hendak bertukar fikiran dengan tuan". Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri karena usianya yang masih muda.
Abu Hanifah berkata "Sekarang apa yang akan kita perdebatkan!".

Lalu bermulalah perdebatan.

Atheis : Pada tahun berapakah Rabbmu dilahirkan?
Abu Hanifah : Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan".

Atheis : Masuk akalkah bila dikatakan bahwa Allah adalah yang pertama dan tidak ada sesuatu sebelum-Nya?, Pada tahun berapa Dia ada?

Abu Hanifah : Dia (Allah) ada sebelum adanya sesuatu.

Atheis : Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!

Abu Hanifah : Adakah tuan pandai mengira?

Atheis : Ya.

Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?

Atheis : Tidak ada angka.

Abu Hanifah : Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa tuan hairan kalau sebelum Allah Yang Maha Satu yang Hakiki tidak ada yang mendahului-Nya?

Atheis : Dimanakah Rabbmu berada sekarang?, sesuatu yang ada pasti ada tempatnya.

Di ceritakan Imam Abu Hanifah kemudian meminta supaya dibawakan segelas susu.

Abu Hanifah : Tahukah tuan bagaimana bentuk susu?,apakah di dalam susu itu lemak?

Atheis : Ya, sudah tentu.

Abu Hanifah : Tolong beritahu kepadaku,dimanakah letaknya lemak susu itu sekarang,di atas,ditengah,dibawah ,atau di tepi?

Atheis : Tak ada tempat yang khusus bagi lemak itu ,menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu di seluruh bahagian.

Abu Hanifah : Kalau lemak pun,tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta'ala?, Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!

Atheis :Nyatakan kepada kami zat Rabbmu, apakah ia padat seperti besi,atau cair seperti air,atau menguap seperti asap?

Abu Hanifah :Pernahkan tuan mengunjungi orang sakit yang akan meninggal?

Atheis :Ya, pernah.

Abu Hanifah : Sebelum ia meninggal,dia boleh berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?

Atheis : Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya.

Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?

Atheis : Ya,masih ada.

Abu Hanifah: Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seperti asap?

Atheis : Entahlah, kami tidak tahu.

Abu Hanifah : Kalau tuan tidak boleh mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya merupakan makhluk ciptaan Allah, bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta'ala?!!

Atheis : Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?

Abu Hanifah : Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?

Atheis : Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru.

Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta'ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi.

Atheis : Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya,kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?

Abu Hanifah : Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya.

Atheis : Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air
kecil dan besar?
Abu Hanifah : Tuan sudah mempraktekkanya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.

Atheis : Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dinafkahkan?
Abu Hanifah : Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan
(disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidak berkurang.

"Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?" tanya Atheis.

Maka al-Imam menjawab dengan tenang.

Sebelum aku memberikan jawapan kepadamu, eloklah kiranya kita bertukar tempat. Ini kerana kamu berada pada tempat yang tinggi sedang aku berada di bawah.Jawapan hanya boleh diberikan bilamana aku berada di atas mengambil alih tempatmu

Athies itu lalu bersetuju dengan cadangan al-Imam tersebut. Lalu mereka bertukar tempat. Al-Imam naik ke atas, manakala sang Atheis turun ke bawah.

Bilamana al-Imam sudah berada di atas . Terus beliau menjawab :

Kamu bertanya sebentar tadi apakah yang Tuhanku lakukan sekarang bukan? Jawapannya ialah, Tuhanku sedang meninggikan yang Haq (dengan menaikkan al-Imam ke atas ) dan menurunkan yang Batil (dengan menurunkan Atheis tersebut ke bawah).

No comments:

Post a Comment